RM.id Rakyat Merdeka – Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan semua sumber daya manusia (SDM) harus memiliki kualitas dan daya saing. Kualitas SDM menjadi pilar utama dalam pembangunan bangsa. Peningkatan kualitas SDM dilakukan secara berkelanjutan dengan proses pengembangan literasi.
Pelaksanaan literasi di Indonesia menjadi salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Semua pihak pendidikan menjadi komponen terkait untuk pelaksanaan program literasi.
Kondisi literasi di Indonesia masih harus ditingkatkan. Berdasarkan Hasil PISA 2022, menunjukkan penurunan hasil belajar secara internasional akibat pandemi. Peringkat Indonesia di PISA 2022 naik 5-6 posisi dibanding 2018. Peningkatan peringkat ini menunjukkan ketangguhan sistem pendidikan Indonesia dalam mengatasi learning loss akibat pandemik (sumber: Kemdibudristek).
Berikut ini merupakan data literasi membaca dalam PISA tahun 2022, yaitu :
National Institute for Literacy, mendefinisikan literasi sebagai “kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.” Definisi ini memaknai literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.
Pada kerangka pendidikan nasional, SDM melibatkan beberapa pihak, di antaranya pendidik, tenaga kependidikan, siswa, pustakawan, dan lainnya. Semua komponen tersebut mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Pendidikan dilaksanakan melalui berbagai pendekatan, jenjang, dan jenisnya.
Bahasa memiliki empat keterampilan yang saling berkaitan dan berkorelasi erat satu sama lain. Adapun kemampuan bahasa pokok atau keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu: (1) keterampilan menyimakmendengarkan (listening skills), (2) keterampilan berbicara (speaking skills), (3) keterampilan membaca (reading skills), (4) keterampilan menulis (writing skills) (Tarigan, 2008:1).
Kebiasaan Membaca
Pelaksanaan program literasi sangat beragam. Beberapa melaksanakan literasi dengan proses pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Proses pembiasaan dilakukan dengan proses membaca selama 15-30 menit sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Pembiasaan membaca dilakukan dengan memberikan berbagai pilihan materi yang sesuai dengan budaya, peminatan, dan kesesuaian dengan lingkungan yang terdekat.
Adapun jenis-jenis membaca menurut Nurhadi yang dibedakan menjadi tiga yaitu, membaca literal, membaca kritis , dan membaca kreatif (Nurhadi, 1987). Jenis-jenis membaca ada dua macam, yaitu: 1) membaca nyaring, dan 2) membaca dalam hati. Membaca nyaring terdiri atas: (a) membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi: membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal, dan (b) membaca intensif, yang terdiri dari: membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa.
Membaca telaah isi terdiri dari: membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide-ide. Membaca telaah bahasa terdiri dari: membaca bahasa dan membaca sastra. Membaca survei merupakan kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca secara mendalam.
Proses membaca juga melekat pada beberapa mata pelajaran, jadi aktivitas membaca dapat dilakukan secara simultan dengan proses pembelajaran. Peningkatan kemampuan membaca siswa juga mendorong kemampuan membaca guru yang memberikan contoh dengan aktivitas membaca dan layanan berbagai bahan bacaan.
Seorang pembaca dapat memahami dan menilai teks yang dibaca dengan mengaktifkan skema prosedur dan isi skema yang terdapat di dalam dirinya. Proses membaca merupakan proses kognitif yang dialami secara individu. Proses kognitif ini sangat penting untuk membantu meningkatkan daya baca (Nambiar, 2005).
Membaca pada hakikatnya adalah proses yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata-kata lisan (Tristiantari, 2016:1).
Keterampilan Menulis
Menulis merupakan keterampilan yang berbeda dengan membaca. Tidak semua orang yang suka membaca memiliki keterampilan menulis yang baik. Penulisan memiliki gaya. Gaya penulisan adalah teknik menulis yang digunakan untuk mengomunikasikan maksud tulisan pada pembaca.
Terdapat ada empat tipe gaya penulisan, diantaranya: Persuasive writing atau gaya menulis persuasif digunakan untuk meyakinkan pembaca untuk mengambil sebuah keputusan, narrative writing atau gaya penulisan naratif adalah tulisan yang menceritakan suatu kisah dengan jelas dari awal hingga akhir, expository writing atau uraian ini biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca, dan gaya penulisan deskriptif berfokus kepada hal-hal yang sifatnya detail seperti latar, karakter, atau peristiwa. Proses menulis harus dilakukan secara intensif dan berkelanjutan. Latihan menulis dilakukan sesuai dengan kemampuan para penulis yang bertahap.
Media Publikasi
Pembiasaan membaca dan menulis dilakukan sesuai dengan konteks yang ada. Melakukan proses pengembangan aktivitas membaca dan menulis membutuhkan media publikasi. Media Publikasi dalam bentuk cetak, digital, media luar ruang, dan lainnya. Media Publikasi yang dapat dikembangkan, diantaranya media publikasi berbasis web (blog, portal, dan lainnya), berbasis media sosial (IG, FB, YouTube, dan lainnya), berbasis media cetak seperti majalah, buku, newletters, dan lainnya. Media tersebut yang sering digunakan dan paling terkenal di Indonesia. Dengan media-media tersebut, diharapkan pesan dapat tersampaikan dengan baik dan reputasi yang terbentuk di masyarakat sesuai dengan harapan perusahaan. Melalui media publikasi, semua orang akan mendapatkan kemudahan, akses, dan kontennya.
Hubungan Media
Proses hubungan dengan Media merupakan kemampuan dan hubungan yang baik. Hubungan media merupakan sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi PR dengan pihak publik. Berfungsi menyampaikan pesan kepada publik juga untuk membangun dan meningkatkan citra melalui berbagai jenis media. Peranan hubungan media (media relations) dalam kehumasan adalah sebagai saluran (channel) dalam penyampaian pesan dalam upaya peningkatan pengenalan (awareness), informasi dan pemberiataan dari pihak publikasi humas, karena fungsi pers atau media adalah sebagai kekuatan pembentuk opini (power of opinion) yang sangat efektif.
Kerja sama dengan pers atau media akan menghasilkan frekuensi publisitas yang cukup tinggi. Dampak pemberitaan bersifat, yaitu: efek keserempakan (stimultaneity effect), efek dramatisir, efek publisitas tinggi, waktu relatif singkat, pembentukan opini, khalayak yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan.
Hubungan dengan media menjadi jembatan publikasi dari proses membaca dan menulis yang ada. Semua proses tersebut berhubungan dengan Media yang ada.
Harapannya, semua proses literasi membaca dan menulis dilakukan secara multivariable. Kita semua dapat berpartisipasi aktif pada peningkatan literasi dengan berbagai aktivitasnya. Literasi meningkat akan menjadi peningkatan kualitas siswa di Indonesia. Pada tahapan outcome, akan memberikan dampak positif bagi kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Pengembangan Program untuk peningkatan literasi membaca dan menulis terus dilakukan secara intensif serta berkelanjutan.
Misbah Fikrianto, Deputi Direktur Administrasi SEAMEO QITEP in Languagehttps://nutriapel.com/wp-admin/