Jakarta, CNBC Indonesia – Inflasi Jerman meningkat 3,8% secara tahunan pada Desember 2023. Data ini didapatkan dari rilis badan statistik federal Destatis.
Angka ini sendiri sejalan dengan ekspektasi analis yang disurvei oleh Reuters. Ini juga menandai kenaikan 2,3% dari pada bulan November.
“Kenaikan inflasi Jerman mencerminkan dampak dari langkah-langkah bantuan energi untuk gas dan pemanas distrik pada Desember 2022 lalu,” kata kantor statistik negara, Destatis, dikutip Jumat (5/1/2023).
Meskipun harga energi turun 4,5% secara tahunan di bulan November, harga tersebut melonjak 4,1% di bulan lalu dibandingkan dengan bulan Desember 2022. Kala itu, ada paket dukungan pemerintah untuk menurunkan harga.
Di sisi lain, kenaikan harga pangan semakin melemah di bulan Desember. Harga pangan naik sebesar 4,5% dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan 5,5% di bulan November.
Inflasi inti turun menjadi 3,5% di bulan Desember dari 3,8% di bulan November. Perlu diketahui, inflasi inti tidak termasuk harga pangan dan energi yang berfluktuasi.
Sebenarnya para ekonom sangat memperhatikan data inflasi Jerman. Negeri Panser biasanya mempublikasikan angkanya satu hari sebelum rilis data inflasi zona euro.
Menurut para ekonom yang disurvei oleh Reuters, inflasi zona euro akan diumumkan pada 5 Januari. Ini diperkirakan meningkat menjadi 3,0% pada bulan Desember dari 2,4% pada bulan November.
Sementara itu, data Jerman ini diramalkan akan mempengaruhi Bank Sentral Eropa (ECB) dalam menurunkan suku bunga. Kepala ekonom Eropa di Capital Economics, Andrew Kenningham, memperkirakan inflasi inti akan terus menurun pada kuartal pertama dengan penurunan suku bunga pertama pada atau sekitar bulan April.
“Dengan tren inflasi inti yang terus menurun, hal ini seharusnya tidak mempengaruhi ekspektasi investor terhadap ECB untuk mulai menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang,” katanya. https://bolalampupetak.com/