Jakarta, CNBC Indonesia – Jumlah korban jiwa dari gempa magnitudo 7,5 dan tsunami yang menghantam Jepang Senin lalu terus bertambah. Data terbaru per Jumat (5/1/2024), korban jiwa akibat bencana itu berjumlah 92 jiwa.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP, otoritas regional juga menambahkan bahwa jumlah orang hilang akibat bencana alam itu melonjak. Kini total 242 orang ditemukan.
“Gempa utama yang kuat, diikuti ratusan gempa susulan, melukai sedikitnya 330 orang,” tambah keterangan pemerintah setempat.
Proses penyelamatan sendiri masih terus dilakukan. Terbaru, tim penyelamat berhasil mengevakuasi dua wanita lanjut usia dari reruntuhan di kota Wajima. Proses ini dapat berjalan lancar berkat bantuan anjing pelacak bernama Jennifer.
Kota pelabuhan Wajima di Semenanjung Noto adalah salah satu kota yang paling parah terkena dampaknya. Saat ini, bau jelaga yang menyengat masih beredar di udara kota itu dan gumpalan asap samar masih nampak dari bekas kebakaran besar yang ditimbulkan oleh guncangan gempa.
“Saya sedang bersantai di Hari Tahun Baru ketika gempa terjadi. Semua kerabat saya ada di sana dan kami bersenang-senang,” kata seorang warga Wajima, Hiroyuki Hamatani.
“Rumah itu sendiri masih berdiri tapi sekarang sudah jauh dari layak huni… Saya tidak punya ruang dalam pikiran saya untuk memikirkan masa depan,” tambahnya.
Sementara itu, gempa juga membuat 30.000 rumah tangga tidak mendapat aliran listrik di wilayah Ishikawa. Tercatat, 89.800 rumah di sana dan di dua wilayah tetangga juga tidak memiliki akses terhadap air bersih.
Di luar Wajima dan Ishikawa, daerah Suzu juga dilaporkan mengalami hancur. Nampak perahu nelayan tenggelam atau terangkat seperti mainan ke pantai akibat gelombang tsunami, yang juga dilaporkan menghanyutkan satu orang itu.
Jepang mengalami ratusan gempa bumi setiap tahun. Untuk wilayah Semenanjung Noto, frekuensi gempa semakin meningkat selama lima tahun terakhir.
Sebelumnya, di tahun 2011, Jepang dilanda gempa bawah laut berkekuatan M 9,0, Bencana ini memicu tsunami yang menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang.
Tak hanya itu, gempa dan tsunami pada 2011 itu juga membanjiri pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima dan menyebabkan salah satu bencana nuklir terburuk dalam sejarah. https://akuitwet.com/