Jakarta, CNBC Indonesia – Perum Bulog menyampaikan, pemerintah telah menugasi pihaknya untuk mengimpor beras atau dalam hal ini sudah memberikan kuota importasi beras sebanyak 2 juta ton sebagai upaya antisipasi, mengingat dampak El Nino masih akan terasa hingga tahun 2024 ini.
“Kita sudah ditugaskan (impor) lagi. Pemerintah sudah memberikan kuota impor untuk tahun 2024 sebesar 2 juta ton sebagai antisipasi (lonjakan harga beras di pasaran). Karena menurut informasi, dampak El Nino masih terasa di tahun 2024 ini. Jadi dengan adanya kuota impor 2 juta Ton itu Bulog sudah bisa gerak cepat apabila stok dalam negeri sudah kurang lagi,” ungkap Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog Tomi Wijaya kepada CNBC Indonesia, Jumat (5/1/2024).
Meski demikian, Tomi menegaskan bahwa importasi yang dilakukan Perum Bulog merupakan langkah yang sifatnya antisipatif, dengan melihat perkembangan dari hasil panen raya di dalam negeri terlebih dahulu.
“Melihat perkembangan panen raya dulu di bulan Maret atau April ini, jika dirasakan kurang, baru akan langsung dieksekusi, karena kuota penugasannya sudah ada,” ujarnya.
Apabila importasi beras nantinya sudah dibutuhkan, kata Tomi, Perum Bulog sudah tidak cemas dan pusing mencari negara-negara yang bersedia memasok berasnya untuk Indonesia, karena saat ini pihaknya telah mendapatkan tawaran hingga 4 juta ton beras dari negara produsen beras tersebut.
“Jadi kuota impor kita kan 2 juta ton (beras). Nah setelah ditelusuri sama direksi kita, mencari barangnya, ternyata banyak, bahkan sudah ada tawaran sampai 4 juta ton. Jadi artinya bisa dibilang kita cukup aman lah untuk eksekusi kalau dibutuhkan,” tutur dia.
Namun demikian, lanjutnya, fokus Perum Bulog saat ini ialah penyelesaian carry over dari kuota impor beras tambahan di tahun 2023 yang sebanyak 1,5 juta ton.
“Karena kan semua sudah terkontrak, kita proses masuk ke dalam negeri dulu semuanya, baru kita lihat perkembangannya nanti,” ucapnya.
Tomi menekankan, importasi beras dari kuota impor 2 juta ton di tahun 2024 baru akan dilaksanakan setelah impor yang 1,5 juta ton rampung semua masuk Indonesia, kemudian setelah melihat juga dari perkembangan hasil panen raya di bulan Maret atau April mendatang.
“Jangan sampai malah mengganggu perkembangan panen raya di tanah air. Kita melihat perkembangan, sementara 2 juta ton itu merupakan langkah antisipatif saja kalau ternyata kondisi segala macamnya tidak memungkinkan, itu sudah bisa langsung dieksekusi,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, bidding untuk kuota impor 2 juta ton di tahun 2024 ini belum dilakukan, dan baru akan dilakukan Perum Bulog dalam waktu satu pekan atau dua pekan dari sekarang.
“Bidding-nya belum. Bidding yang 2 juta ton belum, masih 2 minggu lagi. Karena kita lagi konsentrasi untuk yang 1,5 juta ton tambahan itu dulu. Kalau nggak minggu depan, dua minggu lagi,” kata Arief kepada CNBC saat dihubungi dalam kesempatan berbeda. https://tawkapinew.com/